Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

DomaiNesia

Misteri Kebaya Merah Muda (Bagian Lima)

Imajinasi Tanpa Batas

Kisah ini bercerita tentang sesosok gadis cantik yang bernama Dara, pada awal mulanya, kehidupan gadis cantik berkulit Kuning Langsat yang memiliki bentuk tubuh tinggi semampai ini normal dan biasa-biasa saja, sampai Ia menemukan kantung plastik berwarna hitam yang di dalamnya terdapat kebaya merah muda, penasaran dengan kisah selanjutnya? Silah baca sampai tuntas cerita misteri yang akan tayang secara bersambung ini hanya di rumahfiksi.com, secangkirkopibersama.com dan warkasa1919.com.

 



Misteri  Kebaya Merah Muda 

(Bagian Lima)

 

**

 

<<Sebelumnya

***

Dengan buas, pengantin pria yang sepertinya berasal dari golongan binatang itu terus menjilati tubuh polos perempuan yang sudah terbaring pingsan, sekujur tubuh wanita malang itu terlihat lebam-lebam terkena pukulan dan hantaman pria yang sepertinya memiliki kelainan seks itu.

Ada perasaan jijik bercampur geram, saat kedua matanya seperti dipaksa untuk melihat setiap adegan yang terjadi di depan matanya.

Pria kekar yang tadi memukuli pengantin wanitanya sampai pingsan dan tak sadarkan diri itu terus menggauli tubuh lebam milik si wanita malang dengan penuh nafsu.

Dara berteriak, sisi kemanusiaannya memberontak, akal sehatnya tidak bisa menerima kejadian yang baru saja dilihat oleh kedua matanya. 

Dara mencoba berbuat sesuatu untuk menolong perempuan malang yang sudah lemah tak berdaya di depannya.

Pria yang seharusnya melindungi si pengantin wanita setelah mengucapkan janji di depan penghulu yang menikahkan mereka, saat ini terlihat malah sedang menyiksanya.

Sambil terus berteriak, berharap ada orang di luar kamar pengantin ini yang mendengarkan suaranya, Dara mengambil benda apa saja yang berada di dekatnya, suatu benda yang sekiranya bisa dia pakai  untuk memukul pria buas yang tengah menggauli si pengantin wanita yang sudah dalam keadaan sekarat.

Darah yang keluar dari mulut dan hidung si pengantin wanita itu semakin membuat si pengantin pria bertambah nafsu, dalam keadaaan sekarat, si pengantin wanita yang sudah tak lagi mampu bersuara itu hanya mampu melotot, saat dengan rakusnya si pengantin pria menjilati lelehan darah yang keluar dari mulut dan hidungnya.

"Sia-sia! Semuanya sia-sia!" Dara berteriak seperti orang gila. Dia putus asa. Dara sama sekali tidak mampu mencegah perbuatan gila pria yang tengah menyetubuhi tubuh si pengantin wanita sambil menyayat tubuh mulus perempuan malang itu denga sebilah pisau tajam di tangannya.

Darah segar mengalir deras dari setiap sayatan pisau tajam yang melukai kulitnya, perempuan malang itu hanya mampu mendelik, terlihat jelas rasa takut dan kesakitan yang luar biasa dari seraut wajah yang sudah tak lagi mampu bersuara.

Darah segar terus mengalir dari bekas pukulan dan juga sayatan benda tajam di tubuh wanita malang yang akhirnya menghembuskan nafas bersamaan dengan dengusan nafas si pengantin pria yang baru saja mencapai puncak kenikmatan.

Dara meraung keras, menangis sejadi-jadinya, dia terduduk lemas di dalam kamar pengantin. Akal sehatnya menolak untuk percaya, dengan apa yang baru saja dilihat oleh kedua bola matanya.

Tidak tau apa yang harus dilakukan lagi, tak sanggup melihat adegan selanjutnya, Dara ingat, saat pertama kali bertemu dengan wanita malang itu di pesta pernikahannya, saat itu dia bisa kembali ke dalam kamar tidurnya dengan cara membuka kebaya merah muda yang dikenakannya.

 

Sambil menangis, Dara membuka paksa kebaya merah muda yang tengah di kenakannya, tidak ingin lagi melihat kejadian yang seperti sengaja di pampangkan kedepan matanya.

Dara merasa waktu berjalan sangat lambat, terasa begitu lama sekali jemarinya itu menanggalkan kain kebaya merah yang tengah dikenakannya.


***

Di depan cermin besar yang terletak di dalam kamar tidurnya, Dara masih menangis sesenggukan.

Masih jelas terlihat di kedua pelupuk matanya, bagaimana wanita malang itu sempat berusaha untuk meminta pertolongan kepada dirinya, dalam keadaan sakit tak terperikan, pria itu terlihat semakin bernafsu menggumuli tubuhnya yang tengah meregang nyawa.

Wanita malang itu hanya bisa melotot, menahan rasa sakit yang tak terkira, tubuh mulusnya sudah rusak semua, dalam keadaan tangan dan kaki terikat di tiang-tiang ranjang, tenaga si pengantin wanita terlihat makin melemah, luka dalam dan juga darah yang terus mengalir dari dalam tubuhnya mempercepat proses kematiannya.


Dara masih menangis, terduduk di lantai kamar, kebaya merah muda teronggok di sudut kamar, dalam keadaan marah, sedih dan juga ketakutan dengan kejadian yang baru saja dilihatnya, tadi Dara melemparkan kebaya merah muda yang sempat dikenakannya itu begitu saja ke sudut kamar.

Masih menangis sesenggukan, Dara membatin, "entah terbuat dari apa hati pria itu, wanita yang seharusnya dilindungi, baru beberapa jam menjadi istrinya, dia siksa demi untuk menaikkan nafsu birahinya. Sehingga semakin Wanita itu merasa kesakitan, pria itu semakin bernafsu menggauli tubuh pasangan nya yang sudah berlumuran darah akibat  dia siksa dengan sengaja."

 

Bersambung >>



Catatan : Di buat oleh, Warkasa1919 dan Rumahfiksi1919.  Jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan




 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

KONTEN PREMIUM
Anda dapat membaca Konten Premium dengan Metode Pembayaran, silahkan masukan kode pembayaran untuk lanjut membaca
Login

Payment

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

6 komentar untuk "Misteri Kebaya Merah Muda (Bagian Lima)"

www.domainesia.com