Kunci Hati
Harapan
selalu ada untuk setiap insan, menyingkap tabir pembatas antara makhluk dan
sang Pencipta. Terasa keagungannya ketika ikrar dan alam semesta hadir, restu
bumi.
Apalah
arti sebuah kreasi kehidupan, tanpa aksi nyata, kata-kata merasuk jiwa dan
terkunci dengan kunci rahasia, arti jajaran aksara, samar tidak semua tau,
senyuman mengembang.
Rasa semua
dirasakan, menyenangkan, menyakitkan melebur menjadi satu seperti segelas kopi
susu yang pas takarannya, antara manis dan pahit menyatu menciptakan sensasi
rasa yang luar biasa
Ingatan terpatri dan selalu hadir meski setan selalu
datang menggoda, menghanguskan bara api yang diciptakannya, setan akan bertepuk
tangan ketika makhluk Tuhan terpedaya olehnya. Mau seperti itu? Tentu tidak!
Jalinan
kisah ini seperti jalinan tali yang
terikat kencang, biarkan mulut-mulut berbisa berhenti dengan lelahnya, waktu
yang menjawab semuanya, ujian rasa sabar berakhir bahagia.
Alur
kehidupan seperti detak jarum jam, terus berjalan menuju masa yang akan datang
dan tidak kembali ke masa yang sudah terlewati. Masa lalu adalah pelajaran
hidup yang Pencipta berikan pada semua makhluk-Nya dengan cara berbeda.
Di hari
ini, untaian doa mengiringi malam syahdu, hembusan angin terasa halus mengusap
pipi merah jambu, bibir mungil masih berbisik membelah malam. Binatang malam
terdiam mendengar bisikan malam.
Ikatan
bersimpul mati, buhul-buhul kembali pada pembaca mantra, mantra baik maupun buruk, alam semesta tidak akan
tinggal diam, pembalasan terasa pedih. Tak perlu mengotori hati dan pikiran.
Ketika
semua berkata tidak mungkin! Jika Pencipta berkata mungkin! Manusia bisa apa?
Bukankah wayang bergerak atas keinginan dalangnya? Ikhtiar jalan terbaik,
berserah pada Pencipta.
Embun
menghilang ketika mentari menyinari bumi ini, bukankah embun sama dengan
mantra-matra, menghilang dengan sendirinya ketika berhadapan langsung dengan
sang Pencipta?
Langkah
demi langkah menaiki undakan, setiap undakan memiliki ujian tersendiri, semua
terlewati dengan satu keyakinan yang sama. Percaya, terkadang pikiran mengotori semuanya, sampah.
Insan yang
melihat memandang sebelah mata, berharap ada buhul-buhul, berakhir nihil,
dibayar kontan berusaha memungkiri, satu demi satu kembali ke titik akhir.
Malam
selalu datang mengingatkan kembali pulang, meringkuk berselimut malam yang
selalu ditemani kegelapan, malam selalu dirindukan, berpeluh terhapus udara
malam. Bukankah malam menyenangkan?
Aku
bagaikan matahari yang tidak akan pernah redup, sampai bumi hilang untuk
selamanya, jangan pernah mencoba meredupkan sinar mentari jika tidak mau
terbakar.
Tahun demi
tahun terlewati, undakan demi undakan terlampaui, jalanan dijalani meski kadang
langkah tertatih, kekuatan mengiringi, terlihat.
Alam
menjadi saksi ketika sumpah terucap, menjalani yang sudah digariskan, berjuang
dan terus melangkah, waktu yang akan menjawab semuanya, mulut - mulut berbisa
akan terdiam selamanya.
Hari demi
hari terlewat sudah, banyak kisah dalam perjalanan ini, semua sudah terlewati,
hati berbicara cahaya tetap bercahaya seperti purnama dalam pangkuan, tak perlu
dipungkiri purnama itu masih utuh.
Untaian
kata tak perlu lagi terucap, ucapan akan lenyap terbawa angin, tulislah pada
batu karang, goresan itu tidak akan hilang seperti hembusan napas pada
pendengaran, nyata.
Nada -
nada syahdu mengalun dengan lembut, membenamkan hati saling berbisik menjalani
kisah sebagai anak manusia yang telah terpilih. Sang Pencipta bersama kami.
BSMPPSM
Harapan
selalu ada untuk setiap insan, menyingkap tabir pembatas antara makhluk dan
sang Pencipta. Terasa keagungannya ketika ikrar dan alam semesta hadir, restu
bumi.
Apalah
arti sebuah kreasi kehidupan, tanpa aksi nyata, kata-kata merasuk jiwa dan
terkunci dengan kunci rahasia, arti jajaran aksara, samar tidak semua tau,
senyuman mengembang.
Rasa semua
dirasakan, menyenangkan, menyakitkan melebur menjadi satu seperti segelas kopi
susu yang pas takarannya, antara manis dan pahit menyatu menciptakan sensasi
rasa yang luar biasa
Ingatan terpatri dan selalu hadir meski setan selalu
datang menggoda, menghanguskan bara api yang diciptakannya, setan akan bertepuk
tangan ketika makhluk Tuhan terpedaya olehnya. Mau seperti itu? Tentu tidak!
Jalinan
kisah ini seperti jalinan tali yang
terikat kencang, biarkan mulut-mulut berbisa berhenti dengan lelahnya, waktu
yang menjawab semuanya, ujian rasa sabar berakhir bahagia.
Alur
kehidupan seperti detak jarum jam, terus berjalan menuju masa yang akan datang
dan tidak kembali ke masa yang sudah terlewati. Masa lalu adalah pelajaran
hidup yang Pencipta berikan pada semua makhluk-Nya dengan cara berbeda.
Di hari
ini, untaian doa mengiringi malam syahdu, hembusan angin terasa halus mengusap
pipi merah jambu, bibir mungil masih berbisik membelah malam. Binatang malam
terdiam mendengar bisikan malam.
Ikatan
bersimpul mati, buhul-buhul kembali pada pembaca mantra, mantra baik maupun buruk, alam semesta tidak akan
tinggal diam, pembalasan terasa pedih. Tak perlu mengotori hati dan pikiran.
Ketika
semua berkata tidak mungkin! Jika Pencipta berkata mungkin! Manusia bisa apa?
Bukankah wayang bergerak atas keinginan dalangnya? Ikhtiar jalan terbaik,
berserah pada Pencipta.
Embun
menghilang ketika mentari menyinari bumi ini, bukankah embun sama dengan
mantra-matra, menghilang dengan sendirinya ketika berhadapan langsung dengan
sang Pencipta?
Langkah
demi langkah menaiki undakan, setiap undakan memiliki ujian tersendiri, semua
terlewati dengan satu keyakinan yang sama. Percaya, terkadang pikiran mengotori semuanya, sampah.
Insan yang
melihat memandang sebelah mata, berharap ada buhul-buhul, berakhir nihil,
dibayar kontan berusaha memungkiri, satu demi satu kembali ke titik akhir.
Malam
selalu datang mengingatkan kembali pulang, meringkuk berselimut malam yang
selalu ditemani kegelapan, malam selalu dirindukan, berpeluh terhapus udara
malam. Bukankah malam menyenangkan?
Aku
bagaikan matahari yang tidak akan pernah redup, sampai bumi hilang untuk
selamanya, jangan pernah mencoba meredupkan sinar mentari jika tidak mau
terbakar.
Tahun demi
tahun terlewati, undakan demi undakan terlampaui, jalanan dijalani meski kadang
langkah tertatih, kekuatan mengiringi, terlihat.
Alam
menjadi saksi ketika sumpah terucap, menjalani yang sudah digariskan, berjuang
dan terus melangkah, waktu yang akan menjawab semuanya, mulut - mulut berbisa
akan terdiam selamanya.
Hari demi
hari terlewat sudah, banyak kisah dalam perjalanan ini, semua sudah terlewati,
hati berbicara cahaya tetap bercahaya seperti purnama dalam pangkuan, tak perlu
dipungkiri purnama itu masih utuh.
Untaian
kata tak perlu lagi terucap, ucapan akan lenyap terbawa angin, tulislah pada
batu karang, goresan itu tidak akan hilang seperti hembusan napas pada
pendengaran, nyata.
Nada -
nada syahdu mengalun dengan lembut, membenamkan hati saling berbisik menjalani
kisah sebagai anak manusia yang telah terpilih. Sang Pencipta bersama kami.
BSMPPSM
Konten Premium adalah salah satu jenis artikel pilihan yang tersedia di rumahfiksi.com. Semua artikel yang dikunci dapat di akses cukup dengan menggunakan nomor ID langganan.
Artikel biasa adalah konten yang bisa diakses oleh semua pengunjung rumahfiksi.com. Konten Premium
adalah konten yang dapat diakses dengan sistem berlangganan pada situs dalam jaringan
(online). Konten Premium disajikan dengan artikel yang lebih mendalam.
Cukup daftar di sini lalu
dapatkan kode unik setelah melakukan pembayaran.
Konten Premium adalah salah satu jenis artikel pilihan yang tersedia di rumahfiksi.com. Semua artikel yang dikunci dapat di akses cukup dengan menggunakan nomor ID langganan.
Artikel biasa adalah konten yang bisa diakses oleh semua pengunjung rumahfiksi.com. Konten Premium
adalah konten yang dapat diakses dengan sistem berlangganan pada situs dalam jaringan
(online). Konten Premium disajikan dengan artikel yang lebih mendalam.
Cukup daftar di sini lalu
dapatkan kode unik setelah melakukan pembayaran.
Cukup daftar di sini lalu
dapatkan kode unik setelah melakukan pembayaran.