Misteri Kebaya Merah Muda (Bagian Satu)
Kisah ini bercerita tentang sesosok gadis cantik yang bernama Dara, pada awal mulanya, kehidupan gadis cantik berkulit Kuning Langsat yang memiliki bentuk tubuh tinggi semampai ini normal dan biasa-biasa saja, sampai Ia menemukan kantung plastik berwarna hitam yang di dalamnya terdapat kebaya merah muda, penasaran dengan kisah selanjutnya? Silah baca sampai tuntas cerita misteri yang akan tayang secara bersambung ini hanya di rumahfiksi.com, dan warkasa1919.com.
Misteri Kebaya Merah Muda
(Bagian Satu)
*
Kebaya merah muda
Kebaya merah muda masih tersimpan di dalam kantung plastik warna hitam, ada sedikit lumpur di atas kantung plastik itu. Plastik itu Dara sembunyikan di kolong tempat tidurnya.
Entah kenapa, ketika pulang dari tempatnya bekerja dan melewati areal pekuburan menuju ke rumah Ira, Dara melihat kantung plastik hitam di tengah jalan, karena penasaran saat itu Ia menghentikan motornya, lalu mengambil dan membuka kantung plastik berwarna hitam itu.
Saat itu Dara begitu tertarik ketika melihat ada Kebaya warna Merah Muda menyembul dari dalam kantung plastik yang Ia buka. Seperti ada magnet, Dara berkeras untuk membawa kebaya itu pulang ke rumahnya, padahal Ira, temannya yang mau diantar pulang ke rumahnya sudah melarang, apalagi saat itu hari sudah menjelang Magrib. Ira tak bisa berbuat banyak untuk mencegah keinginan sahabat karibnya itu, karena Dara bersikeras untuk membawa kantung plastik berwarna hitam itu ke rumahnya.
Dengan terpaksa Ira membiarkan, sahabatnya itu membawa pulang kantung plastik yang berisi kebaya itu pulang ke rumahnya, Ira memang sempat melihat kebaya merah muda yang berada di dalam kantung plastik warna hitam itu.
"Sangat bagus dan wangi,” Ira sepakat dengan Dara yang mengatakan bahwa kebaya berwarna merah muda itu sangat bagus dan wangi.
“Siapa yang membuang kain kebaya sebagus ini ke jalan ya?” Dara penasaran dan bertanya kepada Ira.
“Entahlah,” jawab Ira sambil mengangkat kedua pundaknya.
Selanjutnya plastik hitam yang berisi kebaya merah muda itu dengan cepat sudah berpindah dari pinggir jalan ke dalam bagasi Motor Dara, walaupun saat itu Ira sudah berusaha mencegahnya.
Sepanjang jalan menuju rumahya, Ira menyesal, kenapa tadi Ia memilih jalan tikus ini untuk menuju rumahnya, hanya karena Ia ingin cepat-cepat sampai ke rumahnya, padahal biasanya Ia selalu memilih jalan besar, meski agak jauh sedikit yang penting aman dan ramai.
Jalan tikus yang Ira dan Dara lalui itu memang sepi dan melewati areal pekuburan, karena itu menjelang magrib tempat itu terasa sangat mencekam, kondisi jalanan yang sepi dan gelap itu membuatnya merasa tidak nyaman, terlebih dia tau, di dalam bagasi motor Dara yang tengah dia naiki ada bungkusan plastik berwarna hitam yang mengeluarkan aroma bunga melati.
Ira khawatir dengan perubahan sikap Dara tadi, mata Dara terlihat aneh sesaat setelah membuka bungkusan plastik berwarna hitam tadi, sekilas dia melihat perubahan sikap sahabat karibnya itu yang sepertinya begitu ingin memiliki kebaya merah muda di dalam bungkusan plastik, sehingga tanpa pikir panjang langsung memasukan kantung plastik berwarna hitam itu ke dalam bagasi motornya dan langsung pergi meninggalkan areal pekuburan yang sepi.
Ira tau warna merah muda adalah warna kesayangan Dara, tapi tidak begitu juga sih, asal warna merah muda langsung diambil. Ira menggerutu sendiri dengan sikap sahabat karibnya itu.
Menurut Dara, kebaya yang tadi baru ditemukannya itu adalah model kutu baru, walau sederhana tapi terlihat sangat elegan.
**
Lumpur yang menempel di plastik warna hitam itu Dara bersihkan, selanjutnya, dengan penasaran dia keluarkan Kebaya berwarna merah muda model kutu baru dari dalam bungkusan, aroma bunga melati sontak membuncah keluar, tapi Dara sudah tidak peduli, rasa penasarannya saat ini mengalahkan rasa takutnya sendiri, padahal sebenarnya, Dara bukanlah seorang gadis yang pemberani.
Perlahan kebaya itu Dara keluarkan, ukurannya L seperti ukuran bajunya, dengan semangat Dara mencoba kebaya Merah muda yang baru Ia temukan di areal pekuburan Magrib tadi.
Di depan cermin, Dara mematut dirinya dan merasa bahwa kain kebaya itu sangat pas sekali dengan tubuhnya yang proporsional.
Dara asyik mematut badannya di depan cermin, ketika tengah memuji akan kecantikan dirinya sendiri yang terlihat seperti seorang pengantin, samar-samar kedua telinganya itu mendengar seperti suara gamelan.
Mata Dara berkedip dan keningnya berkerut, saat ini dirinya tiba-tba saja telah berada di dalam ruangan,
“Pesta pernikahan!” Dara tertegun sambil matanya melihat ke arah orang-orang yang sepertinya adalah para tamu undangan.
Catatan : Di buat oleh, Warkasa1919 dan Rumahfiksi1919. Jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan