Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

DomaiNesia

Selalu

Imajinasi Tanpa Batas

 

 

Selalu seperti ini, genangan tak bisa ditahan melihat orang-orang yang ku sayangi pergi, entah kapan bisa bersua lagi. Seharusnya aku yang menemui dan mencium tangan mereka. 

Mereka, kedua orang tua tercinta selagi ada. Terkadang aku memarahi diri sendiri, aku tak ingin seperti ini, tapi keadaan yang belum memungkinkan, tak perlu diceritakan biarlah aku dan sang Pencipta yang mengetahuinya. 

Tak semua orang menyukai jalan kehidupan yang aku jalani, dipandang sebelah mata itu sudah biasa, sangat biasa malah. Terkadang masa bodoh muncul karena tidak mau sibuk memikirkan pandangan orang lain. 

Kerasnya kehidupan di dunia ini sangat terasa, lalai sedikit akan terlibas, orang bertanya hanya sekedar ingin tau, setelah itu balik badan dan tersenyum puas. Banyak juga yang pura-pura simpati, aku tau dan merasakan semua itu, tapi pura-pura tidak tau. 

Terpaan hidup aku jalani, sebagai manusia biasa terkadang pertahanan jebol dan ingin menyerah, tapi terlalu picik bila aku mengikuti semua orang, mereka menunggu aku menyerah. Kekuatan doa membangkitkan rasa semangat agar tidak mengikuti keinginan mereka. Tetap berdiri tegar diantara ombak angin, mengokohkan akar agar tidak terhempas. 


Dua pasang mata sendu penuh kesabaran dan sepasang mata tajam penuh semangat, membakar gelora di hati agar terus berdiri tegak menghalau rintangan. 


Inilah rupa-rupa dunia kemilaunya mengecohkan pandangan, sudah saatnya keindahan dunia bukan segalanya, coba dipandang dari sisi lain, tak mengapa berbeda biarkan mereka dengan jalannya. 

Hujan mewakili rasa yang tak mungkin diperlihatkan pada semua. Harapku doa-doa terkabul satu persatu. 


Selalu seperti ini tak jauh berbeda dengan  puluhan tahun yang lalu, mata ini terus memandang laju mobil sampai menghilang dari pandangan, sama seperti masa kecil yang memandangi tapak kaki bapak yang basah di lantai sampai mengering, dan aku tidak suka situasi seperti itu merasa ditinggalkan meski sesaat. 

Seperti laju sebuah  mobil diantara pepohonan dan ilalang yang menghalangi pandangan,  meski penglihatan terhalang oleh pepohonan mata ini terus memandang laju mobil yang membawanya kembali. Situasi yang tidak aku sukai kini terulang kembali, sama-sama orang yang aku sayangi pergi meski sesaat.


Ubah Ikuti Blog


Berlangganan untuk lanjut membaca, Kami mengemas berita dengan gaya bercerita

Konten Premium adalah salah satu jenis artikel pilihan yang tersedia di rumahfiksi.com. Semua artikel yang dikunci dapat di akses cukup dengan menggunakan nomor ID langganan.

Artikel biasa adalah konten yang bisa diakses oleh semua pengunjung rumahfiksi.com. Konten Premium adalah konten yang dapat diakses dengan sistem berlangganan pada situs dalam jaringan (online). Konten Premium disajikan dengan artikel yang lebih mendalam.

Cukup   daftar di sini lalu dapatkan kode unik setelah melakukan pembayaran.

 © 2024 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan
www.domainesia.com