HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

MEREKA

Imajinasi Tanpa Batas

MEREKA

Jika warna, Mereka berwarna merah darah, ya, darah, karena Mereka menghisap darah, sampai kering di tubuh, otak dikacau balaukan, pikiran, Mereka hentikan, kepercayaan diobrak abrik, kesetiaan berusaha Mereka hilangkan. Dosa dan dosa ingin Mereka berikan. Menidurkan makhluk yang terbangun. 

Jika bukan merah darah, Mereka berwarna hitam pekat, tak ada warna cerah bagi Mereka, menghitamkan warna pelangi, menarik perjalanan di jalan sunyi. Berbagai hadiah Mereka tawarkan demi menjerumuskan makhluk yang terjaga. Berbagai topeng Mereka pakai untuk melemahkan anak manusia. 

Haruskah perjalanan yang telah  lurus berliku kembali? Kesilapan setitik khilaf Mereka suguhkan, terpuruk, Mereka bertepuk tangan dan bersorak, perjalanan terasa berliku kembali. Setiap makhluk hidup punya rasa lengah, meski ingin rasa lengah hilang selamanya dalam pikiran, bisa apa ketika rasa lengah muncul, kalau berwujud, ingin rasa lengah ini dikubur dalam-dalam, biar tiada prasangka dan tuduhan mengarah kembali.

Haruskah kalah karena prasangka? Mulut ini tak bisa berkata-kata lagi, reribu kata seperti tak berarti, hilang terbawa angin, asyik dengan pikiran sendiri tanpa tau kondisi yang terjadi, jika raga ada bersama, bisa melihat sebenarnya, terasa perih ketika tuduhan mengarah, haruskah tuduhan membelenggu? Ikatan suci sangat kuat dan masih kuat. 

Apakah Mereka berhasil menguasai alam pikiran dengan prasangka? Percayalah purnama masih sempurna dipangkuan, hilangkan prasangka yang mencengkeram, jangan biarkan Mereka bertepuk tangan. 

Langkah kaki sudah terasa berat jangan ditambah beban di kaki ini, perjalanan menuju terang jangan hentikan, karena mentari memanggang bumi. Akar pohon kehidupan mencengkeram kuat dalam bumi, jangan goyah karena angin sepoi-sepoi, angin topan sudah pernah menghantam pohon itu, akarnya semakin kuat. 

Persediaan airmata bagai mata air yang tidak pernah kering, begitupun kata maaf, selalu ada dan akan selalu ada. Rasa cemburu bagai kayu bakar yang membakar sebuah rasa, ratusan pengorbanan seperti hilang. Yakinlah purnama dipangkuan masih sempurna bulatnya. 

Berusaha kuat menghadapi Mereka dengan berbagai trik dan gaya, jangan lepas sebuah genggaman, jangan lemah karena sebuah  prasangka, karena dunia tidak seperti yang yang ada dalam pikiran ketika kebencian melanda. 

Bangkitlah! Lanjutkan perjalanan, cobaan besar pasti ada, lewati dan jangan melihat ke belakang, reribu mata memata-matai, teruslah! berjalanlah! karena rintangan satu persatu telah berhasil dilewati. Jangan biarkan Mereka bertepuk tangan, selama purnama masih sempurna dipangkuan. Tidak ada yang boleh berhenti atau terlepas, genggam erat lanjutkan perjalanan. 





ADSN1919

 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

19 komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Batal
Comment Author Avatar
13 Juni 2021 pukul 08.23
have a nice weekend
Comment Author Avatar
15 Juni 2021 pukul 15.44
Thanks pak Tanza
Comment Author Avatar
10 Juni 2021 pukul 11.37
wow setiap kata yang dituturkan lewat tulisan tetdengar indah dan magis...juga filosofis. Menarik..I love it kak
Comment Author Avatar
10 Juni 2021 pukul 21.49
Mba Embul mampir seneng banget nih 😊😉
Comment Author Avatar
8 Juni 2021 pukul 20.17
Ngga begitu ngerti sastra jadi bingung mau komentar apa.
Comment Author Avatar
8 Juni 2021 pukul 22.21
Hehehe itu sudah berkomentar 😁
Comment Author Avatar
8 Juni 2021 pukul 08.38
wonderful words....
keep writing
Comment Author Avatar
8 Juni 2021 pukul 19.40
Hehehe, makasih sudah mampir 😀
Comment Author Avatar
7 Juni 2021 pukul 10.11
Mereka adalah hitam pekat.
Comment Author Avatar
8 Juni 2021 pukul 01.00
Hehehe mba Ika
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 16.14
Kerrn puisinya kak... jangan berhenti untuk berkarya, karna setiap karya pasti ada yang menikmatinya.
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 16.59
Siap, makasih mba sri 😀
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 16.10
Gakpapa jalan berliku, asalkan tidak ada saling serong serongan 😆😆😆
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 16.58
😁😀
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 13.08
Puisinya bagus dan sendu. Selamat berhari minggu, ananda Dinni.
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 16.57
Wah ada bunda, makasih sudah mampir bunda
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 09.08
Semoga purnama itu masih sempurna bulatnya☺️🙏
Comment Author Avatar
6 Juni 2021 pukul 16.55
Masih sempurna bulatnya😂😀😀😃
Tutup Iklan
www.domainesia.com