Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

DomaiNesia

Topeng-topeng

Imajinasi Tanpa Batas

 Topeng-topeng

*

Ia tak seperti yang engkau pikir, Ia tidak seperti prasangka yang menganggapnya sebagai ancaman, jangan hempaskan uluran tangannya. 


Ia diam bukan berarti tidak tau, Ia tau banyak mulut manis yang telah merasuki pikiranmu. 


Percayalah, Ia tak seperti yang mereka pikir, Ia tidak seperti yang dibicarakan oleh para setan yang engkau anggap malaikat.


Topeng yang Ia kenakan untuk menutupi wajah aslinya, memang terlihat begitu menakutkanmu, tapi sesungguhnya Ia tidak seperti yang engkau lihat dalam mimpi-mimpi burukmu.


Apakah engkau tau? Bahwa itu semua Ia lakukan demi untuk membangunkanmu dari tidur panjangmu.


**

Tak perlu bibir ini menceritakan apa yang telah mereka perbuat di belakangmu.


Walau bibir ini diam tapi hati ini selalu berkata, "Biarlah waktu yang akan membuktikan, bahwa aku tidak seperti yang mereka katakan padamu,"


***

Engkau sebenarnya menyadari, bahwa setelah Ia hadir di dalam kehidupanmu, engkau kembali mendapatkan cinta sejatimu yang hampir saja pergi meninggalkanmu karena mereka, mereka yang tidak perlu aku katakan kepadamu.


Dulu engkau pernah mengakuinya, tapi kenapa sekarang berpura-pura lupa dikarenakan prasangka buruk yang selalu mereka tiupkan di pagi dan petangmu?


Janji ini tetap seperti awal kami bertemu, meski engkau lempar kerikil ke wajah dan sirami tubuh ini dengan yang mereka berikan kepadamu, demi Tuhanku dan Tuhanmu yang satu, aku percaya bahwa Tuhan yang selalu terjaga itu akan melindungi engkau dan aku dari hasutan para setan yang berwujud manusia yang selama ini meracunimu.


Banyak penyedap rasa yang telah engkau telan bulat-bulat selama ini, racun engkau sangka obat dan begitu sebaliknya.


Sungguh tak adil ketika sebuah kebenaran engkau kira kesalahan. Tuhanmu dan Tuhanku Maha Tahu apa yang ada di dalam hati ini.


Walau hati ini terasa begitu perih untuk tuduhan yang tak pernah Ia lakukan, tapi demi tangan yang sangat kokoh memegang jemari ini, Ia bertahan.


Pernah suatu hari Ia ingin lepaskan jemari ini dari genggamannya, hampir saja Ia tak mampu lanjutan perjalanan karena berbagai tuduhan yang tak pernah Ia lakukan.


Pernah Ia merasa begitu terhina dan tersudut karena sebuah prasangka yang tak pernah Ia lakukan, tapi hati kecilnya selalu berkata," Ya Tuhan, kupasrahkan hidup dan mati ku ini kepadamu wahai Pencipta Alam".


Di pergantian masa, tatkala anak-anak manusia masih terlelap dalam tidur panjangnya, tangan kokoh itu kembali menarik jemari tangannya agar kembali masuk ke dalam barisan.


Untuk sandiwara dunia, demi untuk membantu perjuangannya membangunkan anak-anak manusia yang masih terlelap dalam tidur panjangnya, Ia rela menutupi wajah aslinya dengan topeng setan demi untuk menakuti anak manusia agar segera terjaga.


Apakah engkau tau? Bahwa sesungguhnya topeng hanya terlihat begitu menakutkan bagi anak-anak manusia yang tak mampu melihatnya dengan rasa. 


Dalam diam Ia hanya pasrahkan semuanya kepada Tuhan Sang Pemilik Mata.


Warna hitam telah mereka balurkan di tubuhnya. Mereka ceritakan semua kebohongan yang engkau kira adalah kebenaran tanpa mencaritahu yang sebenarnya.


Buka mata hatimu dan lihatlah dengan rasa, niscaya engkau akan lihat siapa sesungguhnya di balik topeng-topeng yang selama ini engkau kira adalah manusia.


Untukmu yang saat ini begitu membencinya karena topeng setan yang belum waktunya untuk di buka, kembalilah masuk ke dalam barisan dan dengarkanlah ucapan salam dari Tuhan yang ditujukan kepada anak-anak manusia yang hatinya sudah terjaga.


Tuhan Maha Mengetahui, hingga Ia merasa tak perlu untuk membela diri atas semua tuduhan mereka kepadanya.


Tiada daya dan upaya tanpa pertolongan Tuhan, itu adalah keyakinan yang selalu Ia genggam.


Ia tak seperti yang engkau pikirkan atas dasar prasangka mereka. Kembalilah kedalam barisan anak-anak manusia yang sudah terbangun dari tidur panjangnya. Niscaya engkau akan kembali mengenalnya seperti awal mula bertemu. 


****

Kembalilah, jangan keluar dari barisan ini, karena kami begitu menyayangimu. Genggam erat jemari kami, jangan melihat yang telah lalu karena itu hanya akan menjadi kerikil tajam yang akan melukai jemari kakimu.


Tetaplah berjalan menuju masa depan, satukan langkah menuju cahaya keabadian dengan tetap berpedoman kepada bait-bait kalimah Tuhan.


Bukankah engkau juga percaya bahwa sesudah kesulitan akan ada kemudahan?  


1919

 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

13 komentar untuk "Topeng-topeng"

www.domainesia.com