Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

DomaiNesia

Ketika Lebay Menghasilkan Karya

Imajinasi Tanpa Batas

Ketika Lebay Menghasilkan Karya

Lebay

Teman-teman pastinya sudah tidak asing dengan kata lebay. Kita bisa menilai seseorang itu lebay atau tidak, dari sikap atau perkataan orang yang bersangkutan. Biasanya orang lebay itu, melebih-lebihkan kejadian yang dilihatnya atau bisa disebut dengan sikap yang berlebihan.

Begitupun dengan saya, ketika melihat baju yang dipakai ketika pelantikan, saya bukan hanya melihatnya sebagai baju saja, tapi bisa berkembang ke mana-mana sehingga bisa menjadi sebuah tulisan. Padahal bisa saja bukan hanya saya yang memakai baju yang sama ketika pelantikan pertama, kedua bahkan ketiga, bagi mereka biasa saja, tapi bagi saya hal ini merupakan hal yang  luar biasa.


Biasa Bagi Orang Lain Bisa menjadi Inspirasi Bagi Saya

Ketika melihat sesuatu yang bagi orang lain dianggap biasa, terkadang di mata saya sesuatu yang biasa itu terlihat banget, hingga tanpa sadar otak ini langsung merangkai beberapa kata menjadi kalimat.

Saya suka berpikir, sayang sekali bila tidak dijadikan menjadi sebuah tulisan.


Mungkin teman-teman ada yang punya pikiran, "Ngapain dituliskan, ga penting banget,"

"Nulis ga berbobot, hanya tulisan seperti itu saya juga bisa."


Ya, seperti itulah saya, menulis semaunya sendiri, tanpa belajar teori. Seperti terjun bebas ke laut tanpa pelampung. Memang teori perlu, tapi kalau hanya menelan teori tanpa berani mengeksekusi, menurut saya pribadi sia-sia saja. Lebih baik dipraktekkan. Benar atau salah urusan nanti, karena kita belajar dari kesalahan.

Tulisan saya memang masih dianggap sebelah mata bagi sebagian orang, itu hak mereka. Saya menulis bebas saja tanpa memikirkan penilaian orang lain. Suka atau tidak terserah saja. 

Saya sengaja menulis bukan tentang keilmuan atau yang serius, karena menulis adalah hobi saya untuk keluar sejenak dari rutinitas pekerjaan. Setelah menulis yang ringan pikiran saya tenang, tulisan saya tidak banyak teori, hanya kejadian sehari-hari yang anak kecilpun bisa menulisnya 

Gaya menulis setiap orang berbeda-beda, saya tidak mau menjadi seperti si A, B, C sampai si Z, tapi saya ingin menjadi diri sendiri tanpa dibebani apapun.


Apakah Saya Lebay

Mungkin banyak teman-teman yang menilai saya termasuk tipikal orang yang lebay banget, sedikit-sedikit ditulis, padahal tulisan remeh temeh. Sekali lagi saya  tidak bisa membungkam penilaian orang lain terhadap diri saya.  Tangan saya hanya dua, daripada sibuk membungkam satu persatu, lebih baik kedua tangan ini dipakai untuk berkarya. 

Menulis bagi saya merupakan salah satu terapi menghindari bergunjing atau sibuk melihat kekurangan orang lain. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, sudah tidak aneh bila yang diingat itu adalah kekurangannya.


Ke-lebay-an Saya Menjadi Karya

Semoga ini bukan kesombongan, ketika ke-lebay-an saya menjadi karya, memang buku saya belum banyak, orang seperti saya saja bisa membuat buku, apalagi teman-teman yang mumpuni di bidangnya. 

Dari kecil saya sudah terbiasa menulis, awalnya di buku harian dan sampai sekarangpun saya berusaha untuk tetap menulis.

Saya merasa bahwa menulis adalah bagian dari hidup saya. Seperti ada yang kurang rasanya jika dalam satu hari saja saya tidak menggoreskan kata.

Jujur saja, ketika saya merasa enggan menulis dan berada dititik terendah karena sesuatu hal, saya pernah berpikir untuk "menggantungkan pena", ide-ide menulis saya singkirkan, saya coba bertahan dengan stop menulis, banyak momen yang saya lewatkan. Sampai saya merasa tertampar, ketika melihat seorang penulis wanita yang sudah pensiun, saya biasa menyebut beliau Nenek.


Nenek yang Menginspirasi Saya 

Diusia yang sudah tidak muda, beliau masih semangat untuk menulis, saya malu dengan semangat beliau. Tulisan beliau terasah, dengan rajin membaca tulisannya secara tidak langsung beliau mengajarkan saya, untuk tidak berhenti menulis karena cemoohan orang lain. Mungkin teman-teman yang aktif di Blog Secangkirkopibersama.com atau lebih sering disebut dengan SKB mengenal sosok nenek Nursini, beliau aktif di Blog Celotehnur54. 


Alhamdulillah setelah melihat semangat nenek Nursini, semangat saya tumbuh kembali.

Saya membulatkan tekad untuk terus menulis, saya ingin terus menulis sampai ajal menjemput nanti. 

Saya teringat ucapan sahabat yang pernah mengatakan,"Menulislah agar engkau tetap ada di dunia ini." Saya percaya, dengan menuangkan ide-ide yang ada di dalam pikiran kedalam bentuk tulisan, itu sama dengan mengeluarkan diri saya yang lainnya dari dalam "penjara" jazad kasar yang selama ini menutupi "keberadaan"nya di dunia fana ini.

Manatau apa-apa yang pernah saya tuliskan itu suatu saat nanti akan berguna bagi orang lain yang membaca.


Terima kasih sudah membaca goresan pena singkat saya, salam hangat untuk kita semua dan semoga kita semua akan tetap "ada" dengan karya-karya kita walau suatu saat nanti mungkin nafas ini tak lagi ada.


ADSN1919






 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan
www.domainesia.com