Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

DomaiNesia

Hidup

Imajinasi Tanpa Batas

 Hidup

"Namanya hidup pasti ada masalah, kalau tidak mau ada masalah ya jangan hidup."  Itu adalah guyonan teman-teman saya ketika sedang berkumpul. 

Jika sedang berkumpul dengan teman-teman pikiran terasa fresh karena saling bercanda dan tertawa, beban hidup terasa berkurang. Bersama teman-teman banyak yang di diskusikan dan saling memberikan masukan, mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam kedinasan. 

Kami jarang membicarakan masalah pribadi karena itu adalah privasi masing-masing dan saya tidak mau ikut campur urusan mereka selain kedinasan,  kecuali jika mereka meminta pendapat ya sebisa mungkin saya cari solusinya. Meminimalisir saling membicarakan orang lain, apalagi membicarakan keburukan karena belum tentu apa yang kita bicarakan tentang orang lain itu benar adanya, kalau tidak benar itu fitnah jadinya.

Selain berkumpul dengan teman, melihat peserta didik bisa membuat saya tertawa, tingkah mereka yang polos, cara mereka berbicara, melihat mereka tertawa, bermain itu bisa menambah imun. Untuk sejenak beban hidup berkurang. 


Selama kita berinteraksi dengan orang, gesekan-gesekan pasti ada, karena tidak semua orang suka dengan kita, orang akan senang bila kita ada kesalahan, sekecil apapun kesalahan pasti akan di perbesar. Seringkali orang lain lebih tau dari kita, tanpa melihat perubahan yang ada. 

Manusia itu pasti berubah, pengalaman setiap orang itu berbeda dan melalui proses yang berbeda pula, jangan samaratakan pengalaman kita dengan orang lain. Kita dicoba dengan berbagai masalah itu agar kita semakin dewasa, kuat dan tegar. Bila tidak diuji dengan masalah maka pola pikir kita tidak dewasa, tidak bisa menyelesaikan masalah secara bijak. 

Saya tidak merasa dan tidak pernah mengatakan bahwa saya orang baik, bahkan jauh dari kata baik, namun setiap orang itu akan berubah seiring berjalannya waktu serta bertambah usia, sebab tidak mungkin kita memikirkan dunia saja, ada kalanya kita memikirkan akhirat juga. Urusan saya dengan Tuhan cukup saya yang tau, tanpa perlu orang lain mengetahuinya. 

Setiap orang punya masa lalu, tinggal cara kita menyikapi ke depannya seperti apa. Misal ketika masa kecil kita mengalami perudungan atau bullying, rasa trauma pasti ada, terus apa kita harus hidup dengan trauma itu terus menerus dan harus dendam?

Kisah seorang wanita semasa kecilnya pernah mengalami pelecehan  seksual, maka kemungkinan besar akan ada rasa trauma ketika dewasa, lalu apakah kita akan mengingatkan terus bahwa dia pernah di lecehkan dan mengungkit-ungkitnya, tentu tidak, seharusnya kita bantu dia untuk memulihkan rasa trauma itu. Seperti halnya seorang pelacur yang terpaksa melakukan perbuatan yang dianggap menyalahi norma-norma oleh masyarakat umum demi untuk mencari makan, kemudian dia dapat hidayah serta  bertaubat, apa kita akan terus mencapnya bahwa dia tidak mungkin  bisa berubah menjadi perempuan baik-baik? Saya rasa tidak ada satu orangpun yang memiliki cita-cita menjadi seorang pelacur. 

Sekali lagi pengalaman hidup orang itu berbeda dan Tuhan memberi cobaan itu sesuai dengan takaran dan kemampuan orang tersebut. Jangan pernah menyalahkan orang lain bila Tuhan memberi cobaan, instrospeksi diri kenapa Tuhan memberi cobaan seperti itu, apa yang pernah dilakukan di masa lalu yang mungkin dia lakukan tanpa disadarinya. 

Tak bisa dipungkiri, seringkali orang menyalahkan orang lain jika ditimpa masalah atau cobaan, semua gara-gara si A, si B, si C tanpa pernah menyadari kesalahannya, dan sibuk mencari celah dan kesalahan orang lain. 

Saya yakin penjahat kelas kakap pun pasti pernah melakukan kebaikan, tapi yang kita ingat  itu keburukannya saja, tanpa kita sadari bahwa kita juga mungkin pernah melakukan hal yang sama, ada istrilah lebih baik bekas menjadi seorang penjahat dari pada bekas menjadi orang baik. Bukankah dengan mencari-cari kesalahan orang lain itu sama halnya dengan membuka peluang kepada orang lain  untuk membuka aib nya? Saya hanya ingin belajar dan menuju ke arah kebaikan, terserah orang suka atau tidak dan terserah orang mau menilai saya seperti apa, yang tau tentang saya ya saya dan sang Maha Pencipta. 

ADSN1919

 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

Apriani1919
Apriani1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam karena itu membuat aku tiada secara perlahan

4 komentar untuk "Hidup"

  1. Inspiratif👍 sukses selalu mbak Din..

    BalasHapus
  2. Duh nenek tersadar nih. Karena sering membicarakan masalah yang viral di medsos. Terutama kesalahan Sambo cs. He he

    BalasHapus
www.domainesia.com