Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

DomaiNesia

Lembar Kehidupan

Imajinasi Tanpa Batas

 Lembar Kehidupan

Hari ini mentari hangat menyapa dunia 

Menghangatkan bumi dengan sinarnya

Lihatlah sinar mentari menerobos celah-celah pintu

Ia ingin menyapa bahwa kita jangan lupa keberadaannya

Buku dalam genggaman hampir selesai dibaca 

Menikmati setiap episodenya

Setiap bab mempunyai cerita berbeda meski benang merah sama 

Buku tentang perjalanan anak manusia 

Seringkali manusia melupakan kemampuan yang ada pada dirinya

Kemampuan setiap manusia  berbeda 

Memaksakan seperti yang lain pastilah sulit 

Jati diri sering  terlupakan 

Cahaya itu masih ada meski angin sering bertiup kencang

Rembulanpun masih utuh dalam pangkuan meski banyak tangan ingin mencubitnya

Manusia  pilihan diantara jutaan manusia hadir di dunia 

Kelebihan yang diberikan olah sang Pencipta

Jangan terlena oleh para pesulap yang mempertontonkan keindahan dunia 

Semua atas ijin-Nya 

Tetap fokus pada perintah-Nya

Dengan amanah besar yang dititipkan

Tidak semua orang mendapatkannya

Tidak semua orang mengalaminya

Tidak semua orang dapat bertemu dengannya

Tidak semua orang dapat melihatnya

Berjalan di tempat berbeda dengan kebanyakan orang yang sulit melewatinya

Berjalan dengan penilaian yang sangat berbeda 

Seperti mentari yang selalu bersinar meski mendung menghalanginya 

Cahaya itu tetap ada dan selalu ada 

Buku usang masih dalam genggaman 

Hampir di bab terakhir yang berarti diujung cerita

Ada bab yang terlewati 

Tak mengapa membaca kembali dari  awal 

Bab yang bercerita tentang restu bumi 

Mentari masih ramah menyapa bumi 

Membantu anak-anak manusia meski kadang melupakan jasanya

Mulut manusia sering mengumpat ketika keringat membasahi tubuhnya 

Seolah tak ikhlas keringat keluar dari tubuh sendiri 

Ikhlaskan diri meski berjalan kembali ke titik awal 

Rencana Tuhan terbaik 

Menjalani sesuai garis kehidupan

Yang dianggap tak mungkin menjadi mungkin dengan ijin-Nya



Adsn1919

 

 Kembali

Halaman
1

 ©2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

KONTEN PREMIUM
Anda dapat membaca Konten Premium dengan Metode Pembayaran, silahkan masukan kode pembayaran untuk lanjut membaca
Login

Payment

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

6 komentar untuk "Lembar Kehidupan"

  1. Apik. Puisi yang bagus sekaliπŸ˜ŠπŸ‘ salam hangat mbak Din..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe terimakasih mas Warkasa sudah mampir di blog ini, salam hangat kembali πŸ™πŸ™

      Hapus
  2. Terima kasih atas puisi perenungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama dan terima kasih berkenan mampir di blog ini πŸ™

      Hapus
  3. Saya ikut menghayati
    Terima kasih Bu Dini.
    Hormat saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak Pudji sudah berkenan membaca tulisan sederhana ini πŸ˜πŸ™

      Hapus
www.domainesia.com